Atlit Kurnia Stable, M. Akbar Kurniawan kembali naik podium di kelas SJ 100 cm U 21 pada kejuaraan Equestrian Champions League (ECL) seri 4 yang digelar di Jakarta International Equestrian Park (JIEP) Pulomas Jakarta Timur, Sabtu (25/7). Kemenangan ini sekaligus menjadi titik kebangkitan Aan (sapaan akrabnya) pasca gagal tampil dikelas yang sama pada ECL seri 3 APM dan juga kemerosotan prestasi Aan dibeberapa kelas yang diikutinya pada dua seri Kejuaraan ECL tersebut.

Aan yang pada putaran 3 Kejuaraan ECL APM beberapa hari lalu sempat gagal perform akibat Lady Zentola yang merupakan kuda pasangannya mengalami masalah saat akan memulai lomba. Setelah beberapa kali gagal memacu kudanya untuk memulai lomba, Aan pun harus mengundurkan diri. Ironisnya, Euclia Purnama (APM Equestrian Centre) yang menjadi satu-satunya rival Aan di kelas tersebut juga gagal memaksimalisasi keuntungannya setelah dinyatakan tereliminasi akibat dua kali penolakan.

“Di ECL seri 3 APM lalu Kita mencoba untuk menduetkan Aan deng kuda Lady Zentola, tapi sayang Aan gagal mengikuti lomba karena masalah dari kudanya. Kebetulan kuda Lady Zentola memang baru dilatih kembali setelah sekitar 1 tahun lebih istirahat dari kejuaraan.” Ujar H. Fatchul Anas, pemilik Kurnia Stable sekaligus Ayahanda Aan seraya menambahkan bahwa Lady Zentola mengalami nervous dan takut memasuki arena lomba.

Pada Kejuaraan ECL seri 4 JIEP Pulomas, Aan yang bertanding melawan 5 peserta lain akhirnya keluar sebagai pemenang dengan catatan waktu meyakinkan 52,26 detik clear round, disusul Dirga Saputra (Equinara Horse Sport) dengan kuda For Pleasure Jr yang meraih waktu 66,29 detik clear round di tempat kedua, serta Auriela Kansha (Equinara Horse Sport) yang berpasangan dengan kuda Anke yang membukukan waktu 66,97 detik clear round.

“Tadinya Kami berencana untuk mengistirahatkan Braveheart karena sudah turun dikelas SJ 100 cm Open dan SJ 110 cm Open di seri 3 dan 4, namun dikarenakan Lady Zentola belum bisa bertanding dan kuda Malika tidak boleh turun dikelas tersebut, maka terpaksa Kami menurunkan kembali Braveheart. Setelah melihat hasilnya, Kami sangat bangga dengan performa Braveheart yang seolah-olah tidak mengenal lelah.” Tutup H. Fatchul Anas.