Senin, Mei 12, 2025
BerandaRagamINDONESIA PERLU PENGEMBANGAN TENAGA OFFICIAL DITENGAH KEMAJUAN OLAHRAGA EQUESTRIAN

INDONESIA PERLU PENGEMBANGAN TENAGA OFFICIAL DITENGAH KEMAJUAN OLAHRAGA EQUESTRIAN

Ditengah gegap gempitanya demam olahraga Equestrian yang terus berkembang pesat di tanah air, ternyata ada satu kekhawatiran yang tanpa disadari tengah melanda dunia Equestrian Indonesia atau bahkan untuk Kawasan Asia yakni berkaitan dengan ketersediaan tenaga-tenaga Official atau yang biasa disebut sebagai International Technical Official (ITO) yang memiliki lisensi standar Federation Equestre Internationale (FEI). Bahkan berdasarkan informasi yang diterima redaksiberkuda.com, keberadaan para tenaga -tenaga Official tersebut semakin menyusut di tahun 2023 ini.

“Saat ini keberadaan ITO berlisensi FEI khususnya di Kawasan Asia sudah sangat berkurang, dan bila hal ini tidak segera dicarikan solusinya maka bukan hal yang tidak mungkin ITO tersebut akan habis dengan sendirinya.” Demikian pernyataan satu-satunya Judge Show Jumping (Juri lompat rintangan) berlisensi FEI Level 1  Indonesia, Jupri Mardi.

Jupri Mardi, satu-satunya Judge Show Jumping Indonesia berlisensi FEI

Jupri Mardi sebagai satu-satunya Juri Show Jumping (lompat rintangan) Indonesia yang mengantungi lisensi FEI Levei 1 pada awal masa karirnya pun kurang tertarik untuk berkecimpung di dunia olahraga berkuda Indonesia, selain dikarenakan belum banyaknya stable-stable yang aktif, kejuaraan-kejuaraan berkuda dimasa-masa awal Dirinya terjun ke dunia berkuda pun masih terbilang jarang.

“Saya mulai bergabung di dunia berkuda itu sekitar tahun 2000 dan mulai bekerja di Arthayasa Stable. Sempat berhenti di tahun 2004, Saya pun Kembali aktif di tahun 2009 hingga mendapatkan lisensi dari FEI untuk Steward level 1 yang upgrade  naik ke level 2 setelah Saya mengikuti pelatihan di Hongkong pada 2017. Kemudian Saya Kembali mengikuti proses untuk mendapatkan lisensi juri Show Jumping dan mendapatkan lisensi FEI Level 1 pada 2019 melalui pelatihan di Doha Qatar, sedangkan kenaikan lisensi Steward Saya dapatkan setelah mengikuti pelatihan secara online pada 2021 menjadi FEI Level 3. Lalu dengan segala lisensi tersebut tentu Saya pun berkewajiban untuk membantu mengembangkan olaraga berkuda Indonesia khususnya di cabang Equestrian sesuai dengan aturan yang harus Kita lakukan.” Terang Jupri Mardi.

H. Eddy Saddak, mantan Ketum PP Pordasi

Proses Jupri Mardi dalam memperoleh lisensi Juri Show Jumping FEI Level 1 pun terbilang tidak mudah mengingat saat itu Jupri Mardi hanya berharap dukungan sponsor dari PP Pordasi yang kala itu dipimpin oleh H. Eddy Saddak. Namun keberangkatan Jupri Mardi untuk mengejar titel Juri resmi FEI tersebut pada akhirnya banyak membantu dunia Equestrian Indonesia dalam menyelenggarakan kejuaraan-kejuaraan berkuda resmi FEI, kejuaraan lokal, dan kejuaraan tingkat nasional termasuk Kejurnas Equestrian contohnya adalah dengan penghematan biaya karena tidak harus selalu mendatangkan Juri asing.

Ketika ditanyakan tentang faktor penyebab berkurangnya ITO  yang dalam olahraga berkuda terdiri dari Steward, Judge, Course Designer, Vet, dan Technical Delegate  berlisensi FEI tersebut, Jupri Mardi pun sempat mengungkapkan beberapa permasalahan yang harus dihadapi para ITO  tersebut untuk memperpanjang lisensi Mereka, diantaranya adalah aturan ketat dari FEI sendiri yang mengharuskan setiap tenaga Official mengikuti minimal 3 kejuaraan berkuda resmi FEI dalam satu tahun, ujian online tahunan, dan kegiatan tatap muka pada periode 3 tahun sekali. Hal ini tentu agak menyulitkan apalagi terkait biaya perjalanan dan akomodasi yang tinggi untuk kegiatan tatap muka.

“Secara pribadi Saya pun berkeinginan untuk promosi mendapatkan license juri Show Jumping FEI Level 2, tapi terus terang Saya pun kesulitan mencari informasi di negara mana hal tersebut dilaksanakan ditambah pembiayaan yang pasti mahal. Beruntung saja Indonesia menyelenggarakan kejuaraan resmi FEI seperti FEI Jumping World Cup SEA League yang cukup memudahkan Saya untuk tetap mempertahankan lisensi tersebut.”  Lanjut Jupri Mardi.

Namun dari beragam kesulitan dalam hal pembinaan untuk para ITO berlisensi FEI yang sudah diuraikan diatas, sebenarnya Jupri Mardi memiliki solusi jitu untuk mengatasi hal tersebut, hanya saja memang diperlukan Kerjasama antara PP Pordasi dengan klub-klub berkuda di Indonesia serta pihak-pihak sponsor yang menginginkan olahraga Equestrian di Indonesia tambah maju, dan salah satunya adalah dengan mendatangkan tenaga Pelatih dari FEI untuk memberikan pelatihan secara langsung di Indonesia.

Moelyono, salah satu Setward Indonesia yang pernah bertugas di Olimpiade Tokyo 2021

“Hal tersebut bisa ditempuh dengan diawali pengajuan dari PP Pordasi terkait pelatihan-pelatihan apa yang akan diselenggarakan ke pihak FEI. Lalu dari pihak FEI tentu akan mengirimkan tenaga Pelatih (Course Director) Mereka ke Indonesia untuk memberikan pelatihan langsung. Bilamana kuota pesertanya tidak mencukupi tentu Kita bisa tawarkan ke negara-negara tetangga untuk bergabung dalam program pelatihan tersebut, dan bagi peserta asal Indonesia, tentu biayanya akan lebih murah karena otomatis bisa menghemat biaya perjalanan dan akomodasi lainnya.” Sambung Jupri Mardi yang sangat yakin bahwa kegiatan tersebut juga akan mendapat dukungan dari Asian Equestrian Federation (AEF).

Berdasarkan hasil pantauan redaksiberkuda.com dilapangan, sejauh ini Publik Equestrian Indonesia boleh berbangga hati dengan keberhasilan penyelenggaraan kejuaraan-kejuaraan berkuda dengan baik bila ditinjau dari sisi pelaksanaan. Hal ini tentu buah kerja keras para tenaga-tenaga Official Kita (Sebagian sudah berlisensi FEI)  yang sangat konsern dalam menggelar suatu kejuaraan bahkan ditengah padatnya jadwal dan keterbatasan personil. Kalaupun ada koreksi, tak berbeda halnya yang telah disampaikan oleh Jupri Mardi bahwa hal tersebut harus diimbangi dengan peningkatan kualitas beberapa fasilitas seperti kandang-kandang kuda dan juga ground lapangan yang lebih baik lagi (tidak keras).

“Meskipun tidak berstatus darurat personil, Saya sangat berharap agar kedepannya dunia Equestrian Indonesia bisa mendapatkan tambahan ITO berlisensi FEI. Dengan semakin ramainya olahraga Equestrian di Indonesia tentu harus diimbangi dengan pengembangan tenaga Official agar Kita siap untuk menggelar event-event resmi FEI disamping kejuaraan-kejuaraan lokal dan nasional.” Sambung Jupri Mardi.

Dengan kapasitas dan kualitas para Atlet berkuda Indonesia yang mampu bersaing dengan Atlet-atlet dari negara tetangga, para Atlet Indonesia perlu untuk meningkatkan kelas pertandingan Mereka, salah satunya adalah dengan turun bertanding di event-event resmi FEI semisal FEI Jumping World Cup SEA League, dimana hasil dari kejuaraan tersebut nantinya akan dikomparasi dengan hasil dari penyelenggaraan kejuaraan di negara Asia Tenggara lainnya untuk mendapatkan penilaian dari FEI secara langsung. Untuk mewujudkan itu semua, memang sangat dibutuhkan kolaborasi intens baik dari Atlet dan Pemilik kuda yang bersedia menyiapkan kuda-kuda berspesifikasi tinggi, dan juga dukungan sponsor mengingat bila Atlet Indonesia tembus ke babak final dunia, tentu dibutuhkan biaya besar terkait transportasi kuda dan akomodasi Atlet itu sendiri.

Pose bersama Atlet para juara di satu kejuaraan berkuda level nasional

“Terkait pengembangan tenaga Official atau ITO, semoga hal ini bisa menjadi perhatian dari stage holder dalam hal ini PP Pordasi untuk memfasilitasi program tersebut, sedangkan untuk Lembaga FEI sendiri, Saya berharap agar kedepannya bisa lebih lunak dalam proses pembinaan dan perpanjangan lisensi agar tidak memberatkan para tenaga ITO tersebut, dengan pengembangan dan peningkatan baik level dan juga jumlah ITO berlisensi FEI,Kita berharap Indonesia bisa lebih mandiri dalam menjaga dan mengembangkan olahraga Equestrian dan tidak bergantung serratus persen dari tenaga ITO asing.” Tutup Jupri Mardi.

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

berita terbaru

Recent Comments