Memasuki tahun 2019 ini, geliat olahraga berkuda khususnya di Indonesia semakin menunjukkan tanda-tanda positif. Prestasi para atlit berkuda Indonesia baik dilevel Asia dan internasional seolah menjadi bukti keseriusan pembinaan yang tengah dilakukan. Bermunculannya stable-stable dan tim berkuda baru semakin membuka kesempatan para calon atlit untuk tampil profesional dan salah satu contohnya adalah atlit cilik berkuda Georgia Hope Handrianto.
Gadis cilik putri tunggal pasangan Danny Handianto dan Christina Andrys ini mengawali karir berkuda sejak usia lima setengah tahun. Memasuki usia enam tahun, Gia (sapaan akrabnya) sudah turun berlomba di kelas jumping 30-50cm dan 50-70cm. Lalu setahun kemudian Gia turun di kelas 70-90cm hingga saat ini.
“Biasanya saya berlatih setiap sabtu dan minggu masing-masing selama 30 menit. Semua saya lakukan untuk persiapan saya menjadi atlit berkuda yang profesional dan bisa mewakili Indonesia di ajang internasional kelak.” Tutur Gia yang selama ini ditangani pelatih Iwan Saputra (Pace) yang bermarkas di Balaturangga Stable Denkavkud Lembang.
Sepanjang perjalanan kariernya Gia memiliki satu pengalaman unik saat mengikuti salah satu lomba. Saat itu Gia baru selesai melakukan lompatan, saat penonton bertepuk tangan, kudanya terkejut dan melompat tanpa kendali yang membuat Gia harus menjatuhkan dirinya.
“Aku sering jatuh dari kuda dan ternyata jatuh dari kuda itu rasanya asyik.” Seloroh siswi kelas 3 Bandung Independent School yang saat ini memiliki kuda bernama Kumbang.
Saat ini, selain fokus dalam studinya, Gia juga rajin mengikuti ajang lomba berkuda untuk level lokal yang diselenggarakan klub-klub atau stable berkuda. Dan semua itu pasti akan jadi pengalaman berharga saat Gia sudah turun sebagai atlit profesional yang sesungguhnya.
