Salah satu hal terberat dalam olahraga berkuda adalah ketika seorang Atlet seniorĀ harus bersaing dengan para juniornya yang notabene memiliki usia yang lebih muda dan energik, apalagi bila para Juniornya tersebut juga didukung oleh kemampuan ciamik dari kuda-kuda Mereka, maka jawaban terakhir adalah menguatkan mental tanding di lapangan. Mungkin beberapa hal tersebut lah yang dapat Kita ambil sebagai pembelajaran terbaik dari seorang Budi Tulodo, meskipun tak lagi berusia muda, namun Atlet yang juga mahir di bidang penapelan kaki kuda ini telah membuktikan bahwa pengalaman memang diatas segalanya.
Budi Tulodo secara mengejutkan tampil ciamik pada Kejurnas Equestrian Piala Kasad 2021 yang baru saja selesai dihelat di Arena berkuda Denkavkud Parongpong Lembang Bandung Jawa barat (8-12/12) lalu. Menyabet medali perunggu di kelas Show Jumping Individual Open merupakan satu pencapaian terbaik apalagi dikelas bergengsi tersebut dihuni oleh para rider dan kuda-kuda yang memiliki spesifikasi tingkat atas khususnya untuk kalangan olahraga berkuda di Indonesia.
“Saya bergabung dengan Kontingen Banten itu setelah Saya mengikuti Kejuaraan Berkuda Banten Series yang merupakan ajang untuk kualifikasi Kejurnas Equestrian 2021.Ā Kebetulan Saya ikut di 2 seri dan Saya memiliki kesempatan untuk masuk sebagai tim inti Kontingen Banten.” Buka Budi Tulodo kepada berkuda.com.
Pada Kejurnas tersebut, Budi Tulodo berpasangan dengan kuda Ormarine yang juga merupakan milik dari Nirwana Stable Semarang Jawa Tengah. Meskipun belum banyak pengalaman, namun kuda yang baru berusia 7 tahun ini mampu tampil maksimal saat pertandingan tersebut.
“Ormarine sendiri memang lebih banyak tinggal di Jakarta dengan target untuk ikut Kejurnas dan World Cup (sementara tidak ditargetkan di kelas utama), Tujuannya untuk terus menambah pengalaman tanding bagi Ormarine.” Lanjut Budi Tulodo.
Ketika dimintai tanggapannya tentang pertandingan yang membawanya ke podium tiga, Budi Tulodo pun sempat mengungkapkan tingginya tekanan mental yang sempat dilihatnya dari para pesaingnya. Para rider yang sempat bermain aman di babak pertama pun harus terbebani ketika harus mengamankan babak krusial tersebut untuk lolos ke babak kedua yang dilombakan dengan sistem speed class.
“Semua rider pasti mengalami tekanan di babak kedua dan termasuk Saya juga. Namun karena babak kedua course sudah di rancang untuk speed class, maka Saya mencoba untuk tampil secepat dan seaman mungkin, sementara Saya lihat beberapa rider terlalu berhati-hati yang ujung-ujungnya ya menjatuhkan rintangan juga. “ Tambah Budi Tulodo.
Pada akhirnya perjuangan Budi Tulodo pun berhasil manis dengan menduduki posisi ketiga dengan akumulasi 8 poin pinalti sekaligus menyempurnakan pencapaian rekan satu tim nya yakni Denies Christian Sanjaya yang menyabet gelar runner up di kelas yang sama. Kiprah dua Atlet Kontingen Banten inipun akhirnya turut mendongkrak posisi Banten yang sukses menduduki peringkat tiga besar Kejurnas Equestrian Piala Kasad 2021.