Nama Triwatty Marciano mencuat dalam bursa calon Ketua Umum PP Pordasi masa bakti 2020-2024. Hal tersebut ditandai dengan keluarnya keputusan Tim Penjaringan dan Penyaringan (TPP) calon Ketua Umum PP Pordasi 2020-2024 yang menetapkannya sebaga calon tunggal.
“TPP telah bekerja sesuai amanah yang mana salah satu syarat mengajukan diri sebagai calon Ketua Umum PP Pordasi 2020-2024 adalah meraih dukungan dari setidaknya 5 Pengprov. Berdasarkan hal tersebut Triwatty Marciano lolos proses penyarringan karena mendapatkan dukungan dari 14 Pengprov.” Ujar Alex Asmasoebrata Ketua TPP.

Alex pun menjelaskan bahwa penngajuan bakal calon Ketua Umum PP Pordasi 2020-2024 atas nama Jose Rizal dianulir karena alasan administrasi. Dari 5 Pengprov yang sebelumnya mendukung, Hanya 2 Pengprov yang dianggap sah, 1 Pengprov mencabut dukungan dan 2 Pengprov lagi tidak sah karena surat pernyataan dukungan tidak ditanda tangani oleh Ketua Pengprovnya.
Bila mengacu dari hasil rekomendasi TPP, maka langkah Triwatty Marciano menuju kursi Ketua Umum PP Pordasi 2020-2024 tentu akan semakin mudah dalam pelaksanaan Munas XIII Pordasi 2020 yang akan segera digelar. Sebagai calon tunggal secara otomatis Triwatty Marciano hanya perlu fokus dalam mewujudkan visi dan misinya sebagai orang nomor satu di induk organisasi olahraga berkuda Indonesia ini.

Secara kriteria, Triwatty Marciano merupakan sosok ideal penerus Edy Saddak yang sebelumnya memimpin PP Pordasi selama dua periode. Triwatty Marciano merupakan “orang lama” di dunia berkuda Indonesia. Pernah menjadi joki kuda balap di era tahun 60 an, Triwatty Marciano yang merupakan istri dari Marciano Norman (mantan Kepala BIN yang kini menjabat sebagai Ketua Koni Pusat) memiliki sekolah dan stable bertaraf internasional Adria Pratama Mulya (APM) yang berdiri megah dikawasan Tigaraksa Banten.
Tak berhenti disitu, Triwatty Marciano pun aktif dalam penyelenggaraan kejuaraan-kejuaraan antar club berkuda di Indonesia. Salah satu kejuaraan yang menjadi agenda tahunannya adalah Cinta Indonesia Open (CIO) yang juga menggelar kelas-kelas perlombaan bagi para pelajar untuk mewakili sekolahnya masing-masing. Salah satu terobosan teranyar wanita kelahiran 6 Desember 1955 itu adalah dengan menggagas perhelatan Equestrian Champions League (ECL) yang telah digelar tahun 2019 lalu.