Rintangan open water pada pertandingan Pre Qualification Asia Games (PQAG) yang baru saja digelar akhir pekan lalu (14/11) di JIEP Pulomas Jakarta Timur akhirnya menimbulkan polemik dan menjadi pro kontra di kalangan pecinta olahraga berkuda cabang Equestrian. Apalagi menurut informasi yang beredar, ada sebagian tim yang telah mengetahui hal tersebut jauh-jauh hari hingga sempat melakukan persiapan dan ada sebagian tim yang mengetahui hal tersebut sehari sebelum pertandingan sehingga telat melakukan persiapan.
Seperti halnya yang dialami oleh ZZ Stable yang merasa “dirugikan” dengan kondisi tersebut sehingga menyebabkan kuda andalan Mereka yakni Babriola yang tengah memimpin klasemen poin harus tereliminasi dikarenakan menolak lompat di rintangan open water. Menurut keterangan dari Joshua Sumual selaku Team Manager ZZ Stable, Mereka baru menerima informasi terkait rintangan open water tersebut baru sehari jelang pertandingan.
Dari beragam polemik yang timbul tersebut akhirnya membuat Founder ZZ Stable sekaligus pemilik dari Babriola, yakni Rohalia Kharisma Zein angkat bicara. Menurut Lia (sapaan beliau) sebenarnya tidak ada salahnya bila keberadaan rintangan open water tersebut didiskusikan dan diinformasikan kepada tim-tim peserta terlebih dahulu.
“Menurut Saya tidak ada salahnya bila keberadaan rintangan open water tersebut diinformasikan jauh-jauh hari agar semua tim bisa melakukan persiapan. Maksudnya bukan untuk mengejar kemenangan, tapi lebih kepada keselamatan kuda dan juga Atletnya sendiri. Dengan kuda menolak lompat, itukan berpotensi menimbulkan cedera baik bagi kuda dan juga Atlet.” Ujar Lia.
Lia pun beranggapan bahwa informasi mengenai rintangan open water sangat perlu mengingat rintangan jenis ini memang tidak pernah digunakan pada pertandingan-pertandingan berkuda bahkan tingkat kejurnas sekali pun. Dengan persiapan yang cukup tentu hal tersebut akan meminimalisir resiko cedera baik bagi kuda dan Atletnya.
“Memang untuk level pertandingan Asian Games itu memang ada rintangan open waternya, Saya pun tidak keberatan dengan hal tersebut di pertandingan PQAG, tapi sekali lagi mari Kita budayakan saling berkomunikasi agar kedepannya akan baik untuk semua.” Tambah Lia.
Baik Lia dan Joshua pun sepakat bahwa kalah menang itu adalah hal yang biasa dalam pertandingan berkuda, namun dengan informasi yang merata diharapkan tim- tim berkuda bisa maksimal dalam melakukan persiapan yang ujungnya adalah untuk meningkatkan kualitas Atlet dan kuda itu sendiri demi Indonesia.