Menyikapi permasalahan polemik kepindahan beberapa Atlet dari satu kontingen ke kontingen lain yang biasanya terjadi jelang pelaksanaan Kejurnas Equestrian, beragam tanggapan pun datang ke meja redaksiberkuda.com. Intinya para pecinta olahraga Equestrian cukup prihatin permasalahan-permasalahan seperti itu harus muncul ditengah gencarnya perkembangan olahraga Equestrian yang semakin masif hingga ke pelosok-pelosok tanah air.
Dari beragam tanggapan yang dituliskan oleh para pecinta olahraga Equestrian, ada satu tanggapan yang sangat menarik dan kebetulan datang dari salah satu tokoh olahraga berkuda khususnya cabang Equestrian yakni Jose Rizal Partokusumo. Seperti Kita ketahui bersama, Jose Rizal merupakan mantan Ketua Komisi Equestrian di jaman kepemimpinan H. Eddy Saddak saat menjabat sebagai Ketua Umum PP Pordasi.
“Untuk Atlet-atlet yang sudah bergabung bila dikemudian hari berkeinginan untuk mengundurkan diri tentunya yang harus dilihat adalah permasalahan yang sedang terjadi, mungkin ada hal-hal yang awalnya telah disepakati namun pada akhirnya ada perbedaan pendapat sehingga timbul keinginan untuk pindah kontingen itu bisa saja terjadi. Intinya harus dibicarakan lagi sebelum diambil keputusan untuk lanjut atau tidak.” Ujar Jose Rizal membuka percakapan.
Lanjut Jose Rizal, apapun keputusannya misalnya terus berlanjut, maka pihak kontingen harus bisa mengakomodir apa yang menjadi kebutuhan Atlet, dan apabila harus tetap pindah, maka kontingen tersebut juga harus membantu kelancaran proses kepindahan Atlet tersebut.
“Yang harus di prioritaskan adalah jangan membuat Atlet menjadi korban karena Atlet itu komponen yang paling berharga dalam dunia olahraga atau dengan kata lain janganlah karena hal-hal yang bukan fundamental atau hanya bersifat administratif hingga harus mengorbankan Atlet menjadi gagal mengikuti pertandingan misalnya. Apalagi bila hal itu dialami oleh Atlet-atlet junior yang karirnya masih panjang” Kata Jose Rizal.
Jose Rizal pun berpendapat tentang pentingnya peran induk organisasi olahraga yang juga harus tampil dalam mengatasi permasalahan-permasalahan seperti ini, karena salah satu tugas induk organisasi adalah untuk melaksanaan pembinaan termasuk kepada para Atlet. Seperti yang tercantum dalam UU No. 11 Tahun 2022 tentang keolahragaan dimana disitu tertulis bahwa salah satu tugas Pemerintah dan juga Masyarakat adalah memfasilitasi pembinaan olahraga.
“Jadi sebaiknya yang dipikirkan oleh para pemangku kepentingan saat ini adalah pengembangan dan pembinaan Olahraga itu sendiri. Bagaimana menyelamatkan Atlet-atlet untuk tetap memiliki kesempatan berkompetisi. Kalau cuma masalah administrasi pasti ada titik temu untuk saling berkompromi. Untuk masalah-masalah seputar administrasi itu juga sudah ada sejak jaman Saya jadi Atlet sekitar 30 tahun lalu, namun semua bisa diselesaikan dan saling berkompromi dengan tujuan yang lebih besar yakni pengembangan dan pembinaan olahraga itu sendiri.” Sambung Jose Rizal.
Seperti halnya dalam pelaksanaan Kejurnas Equestrian, permasalahan Atlet memang kadang menjadi persoalan. Sebagai contoh salah satu Pengprov yang memiliki Atlet berlimpah tentu wajib membantu menyalurkan Atlet-atlet mereka untuk tetap bisa bertanding ke Pengprov-Pengprov yang kekurangan Atlet tentu dengan mengikuti syarat administrasi yang dibutuhkan dengan tujuan agar Atlet-atlet tersebut tetap bisa berkompetisi meskipun harus mewakili daerah lain yang ujungnya adalah agar olahraga ini bisa terus berjalan dan berkembang.
“Dengan semakin banyak peserta, tentunya kompetisinya akan semakin ketat dan berkualitas tinggi serta juara-juara yang muncul itu lahir dati persaingan-persaingan yang keras. Jadi kalau Kita semua mau melihat kepentingan yang lebih besar menyangkut prestasi olahraga, pasti konflik-konflik seperti ini tidak akan terjadi. Jadi kesimpulannya jangan mempersulit hal-hal yang sebenarnya mudah.” Tutup Jose Rizal.
