Rabu, Maret 26, 2025
BerandaRagamDUA SEJOLI BERKUDA DARI BUKIT MARIBAYA PART 1

DUA SEJOLI BERKUDA DARI BUKIT MARIBAYA PART 1

Bagi sebagian kalangan olahraga berkuda merupakan olahraga yang prestisius, dimana dibutuhkan biaya yang besar untuk terlibat didalamnya dan memiliki tingkat kesulitan tinggi mengingat olahraga ini membutuhkan keselarasan antara kuda dan jokinya. Namun diluar itu semua, banyak kisah-kisah menarik dari olahraga berkuda ini, salah satunya adalah kisah perjalanan hidup Aan Mihardja dan Lena Lindvig Mihardja, dua sejoli yang dipertemukan dari ajang berkuda. Sebagaimana kita ketahui bersama, Aan merupakan salah satu tokoh olahraga berkuda Indonesia yang hingga kini masih aktif dalam percaturan olahraga berkuda di dalam negeri.

 

“Saya bertemu Aan di sekitar tahun 1991, saat itu saya bekerja di salah satu perusahaan di Bandung dan Aan kenal dengan pimpinan saya. Ketika tahu sama-sama suka berkuda selanjutnya hubungan kami semakin dekat.” Kenang Lena, wanita cantik asal Denmark yang gemar berkuda sejak kecil ini ketika berkuda.com menyambanginya di Gamma Stud And Clinic di kawasan Maribaya Lembang.

 Aan Mihardja bersama kuda andalan Gamma, Zackxobeat

Aan Mihardja mengenal olahraga berkuda khususnya pacuan sejak dirinya masih bermukim di Medan Sumut. Bahkan sang ayah, sempat mendirikan arena kuda pacu di wilayah Tuntungan dan pada waktu itu diresmikan oleh Presiden Soeharto. Namun sayang, orangtua Aan tak mengijinkannya untuk berkuda mengingat pada waktu itu Aan masih sangat belia. Namun Aan muda tak putus asa, dengan tekad kuatnya, Aan akhirnya berhasil meyakinkan orangtuanya saat mampu mengemas prestasi beberapa kali menjadi juara nasional di lintasan kuda pacu Polonia Medan.

 

“Sekitar tahun 1970 an saya kembali ke Bandung, dan kegilaan saya terhadap olahraga semakin tak terbendung. Situasi sulit dimasa itu untuk mengembangkan prestasi akhirnya saya memutuskan untuk hijrah dan belajar di Australia pada tahun 1978.” Ujar pria yang usianya sudah menginjak kepala 6 namun masih memiliki postur tubuh proposional ini.

 

Selama di Australia, Aan banyak belajar tentang seluk beluk olahraga berkuda sejak dari tahap persiapan hingga pertandingan. Pengalaman-pengalaman itulah yang akhirnya dibawa Aan kembali ke Indonesia pada tahun 1985 setelah Aan berhasil memenangkan beberapa kejuaraan diantaranya event bergengsi Victoria Derby yang mampu empat kali diraihnya.

 

“Disinilah cikal bakal Gamma Stud and Clinic berdiri. Sekembali dari Australia saya mulai membuat pakan sendiri dan juga vitamin yang semuanya saya sesuaikan untuk kuda-kuda yang hidup di wilayah tropis di Indonesia.” Tambah Aan yang pernah dipercaya sebagai Ketua Bidang Pacuan Pordasi Jabar tahuan 1985-1988 dan sukses mengantar tim Jabar tampil sebagai juara umum nasional di era tahun 1991. Prestasi Aan dilintasan kuda pacu pun cukup menonjol dengan memiliki kuda-kuda juara Indonesia di setiap kelas pada era 1985-1991.

 

Memasuki tahun 1991, ada beberapa perubahan Aan Mihardja dalam mengikuti perkembangan olahraga berkuda. Pasca mempersunting Lena Lindvig, dua sejoli ini akhirnya memutuskan untuk memperdalam bidang equestrian.

 

Lalu bagaimana kelanjutan kisah mereka berdua? Tunggu kelanjutan kisahnya di Dua Sejoli Berkuda Dari Bukit Maribaya Part 2.

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

berita terbaru

Recent Comments