Memasuki putaran 3 dan 4 lomba foto Kejuaraan Equestrian Champions League (ECL), banyak kemajuan positif yang dapat ditangkap dari karya-karya para fotografer yang ikut serta dalam lomba tersebut. Saking bervariasinya kreatifitas para juru keker kamera ini, bahkan terkadang tidak mudah bagi para juri untuk menentukan foto-foto mana yang paling layak untuk menjadi hasil karya juara.
“Kesan Saya sangat luar biasa terhadap hasil karya foto para peserta. Dari segi peserta pun boleh dikatakan atusiasmenya sangat bagus terutama di seri 1 dan 2 ECL, meskipun di seri 3 dan 4 ECL ini peserta harus dibatasi sehubungan adanya masalah pandemi covid 19.” Tutur Arnold Subastian, salah satu juri pada lomba foto ECL series.
Ditemui usai menerima penghargaan atas peran sertanya sebagai juri lomba foto, Arnold yang merupakan fotografer berkuda kawakan ini pun memuji kreatifitas para peserta yang mampu menempatkan foto berkuda dengan sudut-sudut yang bervariasi.
“Hasil karya para peserta lomba foto ini sudah sangat layak untuk ukuran foto berkuda, untuk itu Saya mengajak kepada para peserta lomba foto ini untuk sama-sama membangun dan mengembangkan dunia fotografi equestrian.” Tambah pria yang bermukim di kawasan Bandung Jawa Barat ini.
Sebagai kriteria penilaian, Arnold memberikan sedikit bocoran, bahwa yang dinilai adalah sudut-sudut pengambilan gambar yang memiliki karakter. Contohnya pada cabang dressage yang dinilai adalah posisi kuda dan langkahnya, sementara di cabang jumping tentu lebih memiliki banyak spot yang menarik.
Sebagai juri, Arnold Subastian memiliki pengalaman segudang di bidang fotografi berkuda. Selain sering bermain di kejuaraan lokal, Arnold pun tercatat pernah turun menjadi fotografer Asian Games 2018 di cabang berkuda dan juga menjadi fotografer disalah satu kejuaraan berkuda tingkat Asia di Pattaya Thailand tahun 2019 lalu. Bersama Arbain Rambey yang merupakan Redaktur dan fotografer senior Kompas, Arnold memastikan kualitas foto yang terpilih sebagai juara merupakan hasil karya yang unik dan fantastis.
