Meskipun masih tergolong “orang baru” dikancah berkuda nasional, namun telah banyak pecapaian yang mampu ditunjukkan dari sosok seorang H. Fatchul Anas atau yang akrab disapa Anas khususnya dalam dunia olahraga berkuda didalam negeri. Memiliki dua putra yang merupakan atlit berkuda nasional yakni Muhammad Akbar Maulana (Akbar) dan Muhammad Akbar Kurniawan (Aan) yang bertabur prestasi, duduk dalam struktur kepengurusan Pordasi DKI Jakarta sekaligus pemilik dari Kurnia Stable praktis membuat hari-hari pria yang bermukim dibilangan Tanjung Priok Jakarta Utara ini memang tak jauh-jauh dari urusan berkuda.
“Awalnya saya mengenal kuda itu ditahun 2013 saat anak saya (Aan) menyampaikan keinginannya untuk berkuda. Akhirnya sejak saat itu saya sering mengantar Aan berlatih di Pulomas. Sebulan berlatih Aan mulai bertanding dan langsung meraih juara 1 kategori walk trot children pada Kawilarang Cup di Pulomas. Setelah itu saya semakin semangat apalagi selang beberapa lama Akbar pun mulai ikut berlatih juga.” Kenang Anas saat dijumpai berkuda.com di Kurnia Stable kawasan Gunung Geulis Bogor Jawa Barat.
Saking seringnya berinteraksi dengan para pelaku olahraga berkuda yang diantaranya dari bidang pacuan, Anas pun sempat tertarik dan akhirnya mulai membeli kuda baik untuk kedua anaknya maupun untuk pacuan.
“Untuk mewadahi kegiatan berkuda Akbar dan Aan, akhirnya saya mendirikan Kurnia Stable yang juga waktu itu membuka riding school untuk para pemula yang ingin belajar berkuda. Sejak saat itu Kurnia Stable eksis di dunia berkuda baik di bidang equestrian juga pacuan dengan modal 8 ekor kuda yang semuanya masih kuda G (lokal).” Tambah Anas yang secara resmi menjabat sebagai Bendahara Umum Pordasi DKI sejak 2014 lalu.
Memasuki tahun 2016, Anas dipercaya untuk memimpin Kontingen DKI Jakarta dalam gelaran PON Jabar 2016 lalu. Kepercayaan itupun akhirnya berhasil ditebus Anas dengan sukses mengantarkan Kontingen DKI Jakarta meraih gelar juara umum pada pesta olahraga tingkat nasional tersebut mengalahkan Kontingen Jabar yang merupakan tuan rumah dan tim favorit juara.
“Kedepannya saya hanya ingin bagaimana equstrian semakin maju dan bisa banyak peminatnya. Saya pun ingin menepis anggapan bahwa olahraga berkuda itu mahal. Pilihan dalam berkuda itu bisa kita bagi dalam dua segmen yaitu untuk hobi atau prestasi. Kalau hanya untuk hobi, saya rasa tak perlu untuk memliki kuda, silahkan datang ke klub-klub berkuda dan bisa untuk memulai berlatih. Tapi kalau pilihannya prestasi tentu kita harus menyesuaikan karena pasti sulit bersaing di kejuaraan apalagi kelas nasional dan internasional bisa juara menggunakan kuda lokal.” Ujar Anas.
Ketika dimintai tanggapannya mengenai situasi dan kondisi olahraga berkuda nasional saat ini, Anas optimis olahraga berkuda akan semakin maju dan berkembang. Bermunculannya para peminat dan pendatang baru merupakan hal luar biasa yang dapat digambarkan saat sekarang ini.
“Trend positifnya saat ini banyak muncul atlit atau pendatang baru yang merupakan pemilik kuda. Berbeda pada masa lalu yang kebanyakan atlit merupakan bukan pemilik kuda dan membutuhkan sponsor untuk berlatih tanding. Dengan potensi atlit yang juga merupakan pemilik kuda, diharapkan dari segi finansial dapat menopang prestasi atlit tersebut kelak. Jadi secara situasi dan kondisi, kita sudah selangkah lebih maju dari segi finansial. Namun secara garis besar saya pun berharap agar para sponsor-sponsor tetap dapat mengakomodir para atlit berkuda untuk menuai prestasi” Tutup Anas.