Budi Tulodo merupakan salah satu ahli tapal kuda profesional di Indonesia. Sekian tahun melanglang buana ke seantero dunia, Budi Tulodo merupakan tipe orang yang haus akan ilmu pengetahuan khususnya tentang kuda. Menemukan bakatnya sebagai ahli tapal kuda di Belanda, Budi Tulodo pun memperdalamnya di Amerika hingga mendapatkan sertifikat dari American Farier Asociation (AFA) yang juga diakui di benua Eropa dan dunia.
Dengan bekal pengetahuannya tentang tapal kuda, Budi Tulodo pun sempat menggelar coaching clinic di beberapa stable dan juga sempat berkeliling di beberapa kota di Pulau Jawa untuk berbagi ilmu kepada para juniornya di dunia tapal kuda, dengan satu tujuan yakni agar para ahli tapal kuda di Indonesia bisa bekerja secara profesional.
“Ada baiknya sebelum belajar tapal kuda, para tukang tapal ini harus mempelajari dulu apa itu isi dari kaki kuda. Mekanikal yang ada dalam kaki kuda, bagaimana kuku itu tumbuh sehat. Selain itu, tukang tapal juga harus tahu keseimbangan kuku kuda itu sendiri, karena kuku kuda itu menopang berat badan kuda yang bisa mencapai 600 kg. Kebanyakan para tukang tapel ini hanya beranggapan yang penting tapalnya itu ada dikuku kuda tanpa memperhatikan segi keseimbangannya. Makanya di era tahun 80 an banyak sekali kuda-kuda besar yang kuku-kukunya rusak dikarenakan hal tersebut.” Buka Budi Tulodo yang mulai membuka pelatihan tapal kuda sejak tahun 2012 silam.
Menurut Budi Tulodo pada dasarnya pemasangan tapal kuda itu sama saja untuk semua jenis kuda, yang membedakan adalah teknik pemasangan tergantung kuda itu mau difungsikan sebagai apa. Pemasangan tapal kuda tanpa memperhatikan segi keseimbangan dapat membuat kuda mengalami kepincangan karena mengalami perubahan pada kuku-kuku kuda tersebut.
“Hasil riset di Amerika dan Eropa, faktor kepincangan itu 70 persen berawal dari pemasangan tapal yang salah khususnya pada kuda-kuda olahraga. Pemasangan tapal tanpa memperhatikan keseimbangan pada akhirnya akan berakibat berubahnya struktur tulang hingga cedera pada tendon dan ligamen. Keadaan ini bisa membuat performa kuda palagi kuda pacu bisa menurun.” Tambah Pria yang kini bekerja di APM Equestrian Centre ini.
Budi Tulodo pun beranggapan bahwa sertifikasi bagi ahli tukang tapal kuda adalah penting mengingat tapal kuda merupakan salah satu bagian yang vital. Sangat disayangkan bila ada pemilik kuda apalagi itu kuda impor yang berharga ratusan juta rupiah namun tidak memperhatikan tapal kudanya apalagi bila berpedoman dari segi harga yang murah.
“Tapal kuda itu sangat penting, cotohnya bagi kuda-kuda yang sampai mengalami masalah pada tendonnya harus megalami perawatan hingga 6 bulan dan cara memasang tapal kudanya beda lagi dengan jenis tapal kuda yang juga khusus. Perlu juga diketahui juga bahwa didalan kuku kuda itu banyak terdapat urat-urat yang salah satu fungsinya adalah untuk memompa darah kembali ke jantung.” Lanjut Budi Tulodo.
Periode pemeriksaan, perawatan, dan penggantian tapal kuda juga penting untuk diperhatikan. Menurut Budi Tulodo, 4-5 minggu adalah jangka waktu maksimal untuk pemeriksaan tapal kuda. Meskipun ada beberapa kalangan yang hanya melihat dari sisi tapal kuda yang masih terlihat baik, namun Budi Tulodo beranggapan bahwa pada periode tersebut perlu dilakukan pemeriksaan mengingat kuku-kuku kuda itu bersifat tumbuh dan bisa saja merubah keseimbangan seperti saat tapal kuda dipasang diperiode sebelumnya, sementara untuk penggantian tapal kuda bisa dilihat dari ketebalannya.
“Tukang tapal kuda itu bukanlah pekerjaan yang rendah, karena dibutuhkan IQ yang tinggi, kadang saya berpikir bahwa waktu 3 atau 4 hari pelatihan sangat lah kurang saat saya memberi pelatihan. Saat ini hanay ada buku-buku tentang tapal kuda yang semuanya berbahasa inggris. Disinilah kadang membuat para tukang tapal sudah malas duluan dalam mempelajarinya. Dan semua realita itu membuat saya berpikir untuk membuat sebuah buku tentang dunia tapal kuda dan saya berharap para tukang tapal kuda mau membaca buku tersebut yang isinya adalah sharing pengalaman saya selama ini sebagai ahli tapal kuda.” Tutup Budi Tulodo.
