Nama Jendry Palandeng kembali jadi buah bibir dalam keikutsertaannya pada Kejuaraan Equestrian Champions League (ECL) putaran 5 yang baru saja bergulir di APM Equestrian Centre Tigaraksa Tangerang Banten. Sejak turun di kategori dressage (29-30/9) lalu, Jendry pun berhasil mengukir prestasi dengan raihan podiumnya dibeberapa kelas kuda dansa tersebut.
Masih dalam rangkaian Kejuaraan ECL seri 5, kali ini Jendry memukau dengan prestasinya yang berhasil meraih gelar juara, tak tangung-tanggung, Jendry menggebrak dengan menjuarai kelas tertinggi yakni SJ 140 Cm Open. Keberhasilan Jendry meraih juara dikelas ini sekaligus membuktikan angkernya kelas dengan lompatan tertinggi ini yang memang tak memberi tempat bagi para atlit untuk mendominasi di setiap seri Kejuaraan ECL.
“Luar biasa, hari ini meskipun cuaca sangat mendukung tapi course di kelas SJ 140 Cm Open ini sangat sulit, sangat teknikal dan dari rintangan satu ke rintangan lain kita harus benar-benar konsentrasi agar tidak melakukan kesalahan. Bersyukur sekali bisa juara kali ini.” Ujar wakil DNV Pamulang Equestrian Centre ini.
Turun berpasangan dengan kuda DNV Charly Lalan, Jendry menjadi satu-satunya peserta yang berhasil meraih clear round dengan catatan waktu 72,71 detik, sekaligus menyingkirkan peserta-peserta lain sekaliber Ferry Wahyu Hadiyanto, Steven Menayang, dan Marcho Momuat. Jendry pun memuji performa kuda pasangannya tersebut yang menurutnya tengah berada dalam kondisi terbaik.
“Kedepannya Saya akan terus mempersiapkan Charly Lalan agar selalu berada dalam kondisi yang prima terutama dalam menghadapi Kejuaraan ECL seri terakhir. Sekaligus saya mempersiapkan juga untuk Jumping World Cup yang mudah-mudahan dapat terlaksana sesuai rencana.” Tambah Jendry.
Masih menurut Jendry, dirinya mengapresiasi pelaksanaan Kejuaraan ECL series yang memiliki mamfaat bagi para atlit-atlit berkuda Indonesia untuk bisa mengasah skill dan kemampuan serta meningkatkan pegalaman dalam bertanding.
“Semoga Kejuaraan ECL bisa terus dilaksanakan, karena ini kejuaraan yang besar dan bergengsi bahkan untuk di Asia barangkali baru Indonesia yang menginisiasi pertama kalinya. Dan ini adalah kesempatan bagi para atlit-atlit berkuda Indonesia untuk terus mengembangkan kemampuannya.” Tutup Jendry Palandeng.